Saturday, March 19, 2016

Story About Dream

Assalamu 'alaikum sahabat blogger . . .

Aku akan memposting sebuah cerita. Cerita ini aku buat 3 tahun lalu. Tapi baru publish sekarang, semoga sahabat menyukai ceritanya yaaa..

By : Puspita 

The story about dream…

Disana,, ku menyusuri lorong-lorong. Gelap , tak tampak cahaya sedikitpun. Sungguh bukan hidupku. Tapi,, tampak sinar berkilauan dari balik dinding. Aku menghampirinya. Hilang, kemana perginya..?? Tidak, aku harus menemukannya.tak mungkin aku akan terperangkap disini selamanya. Disana, aku melihatnya lagi. Bergegas ku mengejarnya. Oh tidak, ku mohon jangan sekarang. Lenyap lagi. Aku putus asa. Tunggu, kembali ku susuri lorong-lorong. Tiba-tiba “aarrrggghhhhhh” kakiku tersandung dan “ahhhhhh” aku terjatuh, lubang ini begitu dalam dan gelap. Puakkkk,, “ ah, dimana ini” . aku terjatuh ditempat yang sama sekali tidak ku tau. Aku bangun dan “plaaak” aku menabrak sesuatu didepanku. “apa ini”. Ruangan ini hanya sebesar diriku. Aku raba seluruh dinding itu tak ku temukan sesuatu. “huh” mungkin hidupku berakhir disini. Aku menghempaskan tubuhku di dinding. Ceklek, “apa ini” ku amati benda yng ku sentuh. Sebuah pintu. “yes” teriakku dalam hati. Tanpa ragu segera ku buka pintu itu. Dan,,tampak di depanku sebuah,,,
kring-kring,, kring-kring,,, aku terbangun dari tidurku. Alarmku berbunyi keras menganggu tidurku.. “huft, hanya mimpi. Tapi , “ah sudahlah, ini hanya mimpi”.
“fai,, Fai,,” teriak mamz dari bawah.
Yah mamaku,, mamaku satu-satunya (mang mau berapa..??)
“Iya mamz,” Jawabku asal, “Fai dah bangun”
Bergegas ku ke kamar mandi untuk mencuci muka. Oh ya, inilah aku,,. Namaku Fairy ,nama yang aneh bukan? Aku pun heran, mengapa mamz memberiku nama itu. Mungkin karena aku adalah peri baginya (maksa). Aku tinggal disebuah kota bernama Nymp’h. Lagi-lagi aneh bukan,,? Usai cuci muka aku melangkah ke jendela. Kebiasaanku yang lainnya. Aku selalu menghirup udara segar di waktu pagi. 

“hmmmm,, sepertinya hari ini akan cerah”. Kulirik jam yang menempel di dinding kamarku, “jam 06:15”.

Aku merapikan diri sejenak didepan cermin kemudian turun ke bawah menghampiri yang lainnya. 
“pagi papz,, pagi mamz” sapaku kepada orang tuaku.
“pagi sayang” jawab papz
“Fai,, bukannya kamu akan ke museum hari ini?” Tanya mamz padaku.
“museum, oh tidak,, “ bergegas ku kekamar untuk bersiap-siap tanpa memerdulikan mamz dan papz yang geleng-geleng kepala melihat tingkahku.
15 menit kemudian aku telah berada di ruang makan. Dengan sigap ku mencicipi sarapanku.
“slowly Fai,,” kata papz menegurku yang begitu tergesa-gesa makan.
“ek,ek,,ek,, ku habiskan susu putih ku kemudia mencium mamz dan papz bergantian.
“Fai pergi, by mamz, by papz”
Lagi, kenapa sih kota ini begitu padat. Omelku dalam hati. Setiap hari orang-orang lalu lalang tanpa tujuan ( heh,, akunya yang tanpa tujuan). Sebuah bus berhenti di depanku. Bergegas ku masuk kedalam bus dan duduk (seperti biasa) paling belakang. Yah hari ini aku berjanji dengan sahabatku akan ke museum. Dia yang memaksaku,, terpaksa aku menurut. Katanya aku seperti bukan manusia, (yang benar saja). Okelah,, orang-orang menganggap aku aneh. Aku selalu melakukan pekerjaan yang unik. Bahkan kata mereka aku kelebihan hormon mimpi. – memang ada—aku selalu bercerita tentang suatu tempat dimana hanya ada kedamaian--- apanya yang aneh--- HP ku bordering, aku melihat ada panggilan nomor baru,, 
“halo,,,” tak ada suara di seberang sana “halo” tit,,tit,,tit,, panggilan putus..
“missed call” mungkin salah satu penggemarku __ ngarep__
Bus menghentikan jalannya. Aku sudah sampai. Kulihat kawanku sedari tadi menunggu kedatanganku.
“great,, kenapa gak sekalian besok aja”omel temanku.
“sorry,, bis tidurnya enak banget” kataku mohon maaf pada sahabatku.
Topia,, yah dia sahabatku. Namanya pun aneh kan. Entahlah dunia ini memang aneh.
“yuk” ajakku pada Topia.
kami berdua kemudian memasuki museum. Museum ini biasa saja dari luar seperti museum-museum lainnya. Tapi, 
“waw,,, it’s so amazing” decakku kagum setelah memasuki ruangan meseum.
“That’s right” kata Topia menimpali komentarku.
Museum ini benar-benar indah. Sangat indah, dindingnya di penuhi dengan luikisan-lukisan taman yang indah. Semua lukisan itu saling berhubung satu sama lainnya. Dinding-dinding museum di ukir dengan ukiran unik. Langit-langit museum berhiaskan lampu-lampu pijar nan indah. Tak terlihat satu pun ruangan yang gelap. Lantai-lantai museum dilapisi dengan keramik mozaik. Sungguh menakjubkan. Mataku tertarik pada sebuah lukisan di ujung koridor. Entah kenapa aku ingin menghampiri lukisan tersebut. Aku berjalan tanpa sadar telah meninggalkan Topia dibelakang. Lukisan itu menggambarkan kehidupan seorang gadis jelita yang berada di pinggir jurang. Aneh, padahal semua lukisan di museum ini menggambarkan kedamaian. Tapi mengapa hanya lukisan ini yang berbeda. Ah,, mungkin karena ini lukisan yang paling lama. Aku hendak meninggalkan lukisan itu. Tiba-tiba..
“tunggu.. jangan pergi” kata sebuah suara di belakang ku.
Aku menoleh mencari sumber suara, tapi tak ada seorangpun disini selain aku.
“Hei” suara seseorang mengagetkanku dari belakang.
“Topia, kau mengagetkanku” kata ku pada seseorang yang ternyata Topia sahabatku.
“ Kemana aj sih?? Dari tadi aku mencarimu. Ngapain kamu disini?” Tanya Topia.
“Ng,,ng,,, aku cuma tertarik saja pada lukisan ini” kataku sambil menunjuk lukisan yang ku maksud.
“Ya sudah,, kita masuk kedalam yuk” Ajak Topia terhadapku.
Kami pun melanjutkan melihat-lihat isi museum. Namun aku masih terfikirkan tentang suara tadi. Dan lukisan itu benar-benar aneh. Tapi aku berusaha membuang pikiran aneh ku itu. Setelah hampir 2 jam menyusuri museum kami berniat untuk pulang. Kembali kami melewati ruang utama museum. Mataku tanpa sengaja melirik kea rah lukisan tadi. Apa? Kemana lukisan tadi. Menghilang. Lukisan itu tak berada di tempatnya. Ketika aku hendak kembali, Topia lebih dulu menarik ku keluar. 
“Ada apa?” tanyaku pada Topia.
“Lihat..” kata Topia Menunjuk kea rah seseorang.
Mataku ikut mengikuti arah tangan Topia. Terlihat seorang pemuda di kejauhan. Ternyata Ray. Pemuda yang popular dikampusku.
“ Ooh, ayolah. Kita harus kembali kedalam. Ada sesuatu yang harus,” Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku Topia sudah ngeloyor pergi meninggalkanku. Aku berniat untuk masuk sendiri, namun museum telah di tutup oleh petugas.
“ Loh, Pak. Ini kan masih pagi, kenapa cepat sekali di tutup?” kataku pada penjaga museum.
“Maaf nona. Hari ini kami harus menutup museum berhubung listrik di didalam museum padam. Dan kami butuh waktu untuk memperbaikinya.” Kata petugas museum padaku.
“Bagaimana dengan besok? Apa masih di buka?”
“Entahlah. Bapak tidak tau nona. Yang pastinya secepatnya. Bapak permisi nona.” Katanya kemudian pergi meninggalkan ku yang masih termangu di depan museum. 
“ Kamu ngapain masih disini. Gak mau pulang?” Tanya Topia
“ Ah, gak apa-apa. “ Jawab ku asal.

Sinar benderang menerpa wajahku saat ku keluar dari pintu. Api dimana-mana. Membakar semua yang berada di dekatnya. Apa ini? Dimana ini? Tanyaku pada diri sendiri. Tiba-tiba . . .

bersambung ....


Sampai disini dulu yaa sahabat,, semoga berkesan . . .
Jangan lupa komentar atau tanggapannya yaa mengenai ceritanya ^_^

0 comments:

Post a Comment